Aku Walang seorang pelajar muda
yang mempunyai kebiasaan loncat sana – loncat sini jika ada sesuatu yang bagus
oleh sebab itu aku disebut walang. Aku palajar yang baru masuk ke jenjang
Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah itu disebut SMK Takhassus Al-Qur’an,
sekolahan yang bertitle Islamic di
sebuah kota kecil yang berada di tengah provinsi Jawa Tengah. Kota kecil itu
bernama Wonosobo, di Wonosobo cuaca sangat dingin pas banget kalau walang dann
teman – temanya sering mencari kehangatan. Kehangatan apa yang mereka cari???.
Yups tepat banget kehangatan CINTA. Cinta dikalangan anak pelajar sudah taka
sing apalagi untuk pelajar SMA/SMK yang sudah menjadi cirri khass. Anak Sma/smk
dan setaranya jika kagak mempunyai pasangan hidup atau living
couple
itu cupu.
Pada awal masuk SMK walang berada
di tengah a group activity
yang
padat yang dituntut untuk mengikuti. Activiy apa itu biasa lah, untuk anak yang
baru masuk ke sekolah pasti dapat sarapan wajib yaitu MOS (Masa Orientasi Siswa)
ya gak???. Ya pasti jawabanmu. MOS kegiatan yang dibenci oleh para pelajar yang
hola – holo seperti walang dan teman – temannya. Hola – holo seperti walang itu
yang hola – holo istilah jawanya mrono mrene gampang kegowo arus itulah maka
disebut pelajar hola – holo yang begitu jelas mempunyai kisah yang romantic,
lucu , dan haru. Terbukti sebelum melakukan MOS kami mendapatkan bebrapa tugas
dari kakak angkatan untuk membawa bekal buat acara MOS tersebut. Aku atau Walang,
Isman, Avan, Izun, Jaya gerombolan pertamanya walang di SMK. Gerombolan yang
dibentuk karena satu desa. Pertama kita kumpul karena mengerjakan topi MOS
memakai kertas karton berbentuk kerucut yang biasa dipakai nenek sihir. Kumpul di
rumah Sijay membuat topi tersebut jam 4 sore, waktu yang hangat buat
mengerjakan seuatu yang berbentuk barang bersama – sama. Waktu itu juga hujan
melengkapi, tak ada hujan Wonosobo tak lengkap.. Hujan yang disertai petir yang
keras menambahkan kehangatan mengerjakan topi kerucut itu. Selesai jam setengah
6 hujan belum juga berhenti, kami bingung mau ngapaen lagi? Kalau tidak
bercanda pasti ngantuk. Saat itu kebetulan rumahnya Sijay itu kos –kosan cewek.
Dengar kos – kosan cewek pasti langsung berfikir negative ya? Ahah. Satu
penghuni kos tersebut namanya Hida namun dia sok – sok imut dikit waktu
kenalan. Avan anak yang gak punya malu dikit pun. Saat Hida keluar kamar menuju
tempat kami mengerjakan topi yang kebetulan juga Hida anak MOS yang bareng sama
kita. Avan tanpa sadar kelihanya mulai berdiri menekati Hida sigadis imut asal
Ngawi, Tangan Avan mulai menuju kedepan dan terbuka kearah tubuh Hida. Hmmm mau
ngapain itu? Ya tentunya mau kenalan. Avan : ‘Avan anaknya pak Suprat dari
kamplingan, namam kamu siapa?’. Hida : ‘Hmm, Namaku Hedent?’ jawab Hida dengan
PD mengubah HIda menjadi Hedent seolah mau seperti pembalap moto gp Niki
Hedent. Mereka berdua saling mengenal aku pun juga kenal sama dia.
Pagi mulai mentari menyinari dan
burung – burung mulai berkicau, daun – daun basah karena embun pagi. Akupun
bangun mulai bergegas berangkat MOS. Sebelum berangkat aku berkumpul bareng
teman – teman di depan rumah Sijay yang tempatnya di dekat rumahku. Disana
sudah berkumpul teman – teman. Sudah ada Izun dan Isman. Izun Isman nama yang
serasi? Bener banget serasi karena mereka semasa hidupnya hampir barengan terus
keman – keman bareng. Selang waktu berapa menit dan jam menunjukan pukul 6.45
kami mulai jalan menuju sekolahan. Sekolahan itu berjarak dari tempat siJay sekitar
1 kilo kuarng lebih. Sesampai di depan pintu gerbang SMK ada satu orang yang
kami harap bias diajak kompromi yaitu SATPAM SMK. Dengar nama Satpam pasti
kalau untuk kawanan kelas SMA/SMA sangat risi. Kenapa? Satpam adalah musuh
level para pelajar.
Hari pertama MOS tanpa basa –
basi kaka angkatan lagsung mengojlok kami, hingga tiap hari tak lupa dengan
gojlokan – gojlokan sampai hari terakhir. Hari terakhir MOS aku tealh muncul
jiwa keberanian ku untuk kenal yang namannya cewek. SMP dulu aku tak kenal yang
namanya cewek karena aku sekolah di SMP Takhassus yang kelasnya antara kelas
cewek dan cowok di pisah. Itu sebab ku gak kenal cewek, dan pada akhirnya
kesempatan MOS tak dilewatkan yang pas pada waktu itu sedang sesi makan -
makan. Saat itu aku kenalan sama cewek, Aku: ‘he? Kenalan donk? Aku ihsan… kamu
siapa namanya?’. Jawab dia : ‘hmmm aku tau kok, kamu alumni SMP Takhassus yang
anaknya guru Matematika kan?’ Jawab dia. Aku langsung mengkerut muka ku, karena
aku ngak tau dia tapi dia tau aku, kembali ku bertanya ‘ Kok tau?’. Dia
menjawab ‘Aku juga alumni SMP Takhassus sama denganmu, Nama ku Elna. Sesi
tersebut selesai dilanjutkan kegiatan – kegiatan yang sifatnya mengakrabkan
tapi ya digojlok. Hmmm hari – hari itu tanpa telat yang namannya gojlok, gojlok
dan gojlok. Tapi menurutku gak papa, karena ku yakin aku akan menemukan yang
namanya CINTA.
Sesi makan – makan terakhir
sebelum penutupan MOS di mulai. Kembali lagi aku lose face dengan seoranng cewek yang alumni. Aku makan bersampingan
dengan cewek tersebut. Aku kenalan lagi, Aku : ‘Hey mbak mau pindang’, aku
seolah – olah SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) tapi
kembali lagi sama dengan kisah kenalan sama Elna. Dia menjawab : ‘Oh ya,,, Aku
udah ada kok’, jawab dia dengan muka yang lembut. Aku mulai bertanya lagi, ‘By
The Way, Nama kamu siapa?’, dia menjawab dengan tertawa ‘Aku Ismi, kamu Ihsan
kan anaknya guru matematika SMP Takhassus ya g?’. Aku bingung sambil bertanya
lagi ‘Kok Tau???’, dia hanya menjawab ya tau aku kan alumni juga sama seperti
kamu.
Sesi makan – makan selesai MOS
juga selesai aku kembali berkumpul bareng teman – teman grombolan seperti biasa
untuk melihat pengumumman pembagian kelas. Hasil pengumumman tersebut
menuliskan Aku dan Isman satu kelas tepatnya di kelas X RPL 1. Kelas X RPL 1
berisikan cowok cewek yang jumlahnya aku lupa. Esst pada saat pertama masuk
kelas aku tidak sengaja satu kelas bersama Ismi yang kenalan dia udah tau dulu
namaku saat sesi makan – makan di acra MOS. Dan juga Ismi menjadi satu grup
sama aku, Grup apa itu grup yang gak jelas. Biasakan awal – awal SMK kelas satu
masi imut – imut dan adaptasi sama sekolahan. Jadi terbentuklah grup barat dan
grup timur. Grup barat merupakan grup yang berada disebalah barat yang
anggotanya para anak – anak yang duduk disebalah barat. Grup Timur juga grup
yang berada disebalah timur yang anggotanya para anak – anak yang duduk
disebelah timur.
Selang waktu beberapa bulan kelas
mulai agak kompak tapi kompak apa kompak membolos pada jam pelajaran ada
gurunya. Pada saat itu aku, Ismi, Azizah, Azkia, Isman, Cusmi, Fitri, dan
Sauki, memprofokatori pada saat jam mata pelajaran Kimia yang diampu Bu
Suhartatik tepatnya jam terakhir hari kamis aku masih ingat. Kamipun langsung
cabut lewat belakang sekolah yang kebetulan belum ada temboknya sekolahannya
dan Satpam baru alias Pak Supri pada saat itu berada di depan sekolahan, yang
memberikan peluang besar untuk kita kabur bersama. Kamipun berhasil kabur dari
sekolahan, tapi tapi dan tapi pertemuan berikutnya kami satu kelas mendapatkan
hukuman dari Bu Suhartatik. Hukumannya apa??? Aku lupa yang pasti sebuah
hukuman, hehehe.
Bercanda hal biasa bagi kalangan
pelajar pada saat jam pelajaran dimulai. Pada saat itu aku dan Sauki duduk satu
meja dan Isman duduk didepanku bersama Azkia. Wah cocok banget dan mudah untuk
melakukan kegiatan bercanda – bercanda. Saat itu kami mendapatkan ilham pikiran
untuk ngak terlalu monoton dengan nama asli kita. Kamipun berunding saat pelajaran
kosong, berundingnya adalah berunding nama samaran. Isman diganti Om Gig karena
dia seperti OM om, Sauki diganti menjadi Ugruk karena apa dia suka nontot video
yang ugruk ugruk. Apasih ugruk itu? Cari aja diinternet. Azkia dipanggil gendut
karena dia emang berbadan gendut. Aku Walang tentunya kenapa aku disebut
walang? Karena walang adalah binatang yang suka loncat – loncat mencari makanan
sama denganku. Setelah kami berunding kamipun laper, karena si ihsan jelasin
kenapa namanya walang karena walang loncat – loncat mencari makanan. Gara –
gara dengar kata makanan Azkia langsung ingat dengan simbok. Simbok adalah
seorang yang familiar untuk kalangan siswa cowok di SMK ku, karena simbok
adalah penjaga kantin yang baik hati. Aku
dan Ugruk ke kantin tanpa memperhatikan jam pelajaran apa sekarang. Waktu itu
setelah pelajaran Bahasa Arab yang kosong yang tadi dibuat berunding nama
samaran, kami keblabasen sampai lupa kalau jam Bahasa Arab sudah habis. Kami
enak – enakan dikantin sambil makan tempe kemul dengan nasi sayur simbok sambil
mengodain simbok, tak tau kelas Kewirausahaan gurunya sudah masuk. Bu Musriah
namanya beliau guru yang mengajar mata pelajaran Kewirausahaan kami. Kami
dengan terburu – buru lari menuju kelas. Buka pintu Aku dan Ugruk di tegur habis
– habisan karena telat masuk kelas kami dikasih hukuman, hukuman yang sampai
sekarang aku ngak lupa yaitu suruh membuat surat permohonan maaf dengan tanda
tangan wali kelas dan kalu tidak membuat oaling lambat pertemuan minggu depan
kimi berdua tidak boleh mengikuti mata pelajaran tersebut selama satu semester.
Aku dan Ugruk membuat setelah pelajaran tersebut selesai. Setelah aku dan ugruk
membuat surat itu aku langsung mencari yang namanya wali kelas. Wali kelasku
merupakan guru baru yang masih muda dan cantik tentunya namanya siapa lagi kalau
bukan Bu Guntari. Bu Guntari mengampu pelajaran Matematika, kebayang kan
Matematika sebagian kalangan mengolongkan Matematika adalah mata pelajaran yang
sulit tidak ketinggalan juga aku dan ugruk. Kutemukan Bu Guntari yang sedang
mengajar kelas X RPL 2 tanpa basa – basi aku langsung panggil beliau untuk
meminta tanda tangan. Tapi tak semudah itu mendapatkan tanda tangan ujar Bu
Guntari. Kami harus menyelesaikan soal Matematika sebanyak 5 soal dan harus
dikumpulkan saat itu juga. Aku dan ugruk salah satu pelajar yang hola – holo
apalagi dengan mata pelajaran ini. Tapi dengan kelemahan dapat menjadikan
kekuatan dan pada akhirnya bisa mendapatkan tanda tangan tanpa harus
mengerjakan soal tersebut. Kenapa? Karena selain kita mempunyai banyak
kelemahan tapi kita juga mempunyai kelebihan yang terpendam. Yaitu merayu guru,
dengan rayuan gombalku dan ugruk kita dapat tanda tangan dari bu Guntari dan
kami masih bisa mengikuti pelajaran tersebut.
Pelajaran Kejuruan yaitu pelajaran
Dasar – Dasar Pemrograman yang diampu oleh Bapak Nur Faizin. Pelajaran yang
membosankan kalau dikelas atau bisa disebut juga materi. Karena aku suka dengan
yang namanya praktek. Praktek itu enak gak usah pake materi karena materi
kelamaan langsung praktek aja ujarku. Ibaratnya kita mau nembak burung yang ada
dipohon, kita sudah lihat burung itu tapi kita harus debat dengan temannya
tentang materi gimana cara nembak yang benar, burung itu pasti akan lari. Sama
juga dengan materi pelajaran kalau kebanyakan materi kita akan puyeng dan kita
akan bosen juga yang mengakibatkan ilmu hanya materi dan praktek itu kabur
karena batasan waktu yang diberikan oleh kurikulum. Di Laboraturium kami pun
praktek tapi praktek yang enak karena Pak Faidzin ada acara ngak tau tapi acara
apa. Di Lab yang ruangannya masih sempit dan beralaskan karpet kamipun juga
sedang bosan. Kamipun kembali point utama pelajar saat dikelas yaitu bercanda,
kami bercanda sambil berkerubun melingkar sampai waktu habis. Waktu jam
tersebut 4 jam dan gurunya juga gak masuk kelas dan tidak juga memberikan
tugas. Kami bercanda sampai larut satu – persatu anak tertidur di lab sampai
semua juga tidur. Lagi enak – enaknya dunia mimpi terputar dibayangan datanglah
holikopter yang berpilot Pak Faizin, seperti di film-film kalau sedang adegan
mimpi dan mau terbangun pasti di mimpi itu ada bayangan orang yang mau
membangunkan tidurnya dengan costum yang pas dengan mimpi tersebut. Pak Fizin
membangunkan aku dan teman – teman dengan wajah merahnya. Beliau marah dan
tidak mau mengabsen kita. Tapi guru marah bagi kami kalangan pelajar muda yang
sedang labil hal biasa tidak membuat goyah tetap aja santai. Tapi pertemuan
berikutnya Pak Faidzin sudah tidak marah lagi, tapi dia memberikan materi lagi
untuk menghadapi ujian semester. Sebelum ujian semester kami terkait sebuah
kegiatan ekstrakulikuler di sekolahan. Ekstrakulikuler Palang Merah Remaja di
ektra itu kami mendapatkan kegiatan diklat yang diadakan oleh kakak kelas.
Namun kegiatan itu dilaksanakan setelah ujian semester.
Ujian semester hari pertama
dilaksanakan, aku duduk no dua dari belakang sebelah pojok kiri. Ruang ujian
terdapat empat deret ke samping dan lima deret kebelakang. Pad saat ujian
berlangsung duduk antara peserta satu – satu. Ya satu – satu adalah hal biasa
dalam ujian tapi walaupun satu – satu bagi si pelajar hola – holo kayak aku dan
teman – teman bukan terasa satu – satu tapi kita masih merasakan duduk bersama.
Karena sepanjang perjalanan ujian hari demi hari dilewati kami kagak terlalu
tegang dan serius mengerjakan soal – soal ujian yang. Mungkin karena jiwa –
jiwa ku adalah jiwa hola – holo yang santai, aku dan teman – teman bisa santai
tapi bekerja sama. Bekerja sama istilah dalam pelajar dalam mengerjakan soal
ujian. Karena pelajar menurutku mempunyai prinsip persahabatan pelajar bagiku
yaitu mlebu bareng metu bareng (masuk
batreng, keluar bareng). Itu sebuah prinsip dari awal SMK yang akan
dibawakan sampai aku lulus bersama teman – teman lainnya. Terbukti yang aku
ingat aku duduk depan Ismi, pada saat itu sedang pelajaran PKNs yang diawasi
oleh Bu Leli. Bu Leli sesosok guru yang muda pada saat itu dia cantik juga sih…
tapi menurut teman – teman ya gitu deh biasa Galak, hahaha. Terbukti saat Ismi
sedang melakukan ritual yang biasa dilakukan saat ujian. Yaitu ritual buka
catatan kecil yang dibuat sebelum berangkat, yang isinya komplit materi –
materi sekomplit jamu komplit bahkan mungkin komplit lagi, karena hanya Ismi,
Bu Leli dan Tuhan yang tau. Ya Bu Leli tau karena beliau melihat Ismi sang wanita
manis dari bukit Dieng mencontek dan ketahuan oleh mata Bu Leli yang setajam
elang. Ismi pun terkejut saat itu dan muka menjadi seperti ceret yang terbakar
dan seperti warna umum partai PDI. Keluar ruang ujian biasa kita kumpul –
kumpul dengan bercanda lagi, namun Ismi tidak bisa bercanda melainkan beda
topic sendiri dia yang ada curhat tentang ritual yang gagal, karena satu factor
yang kurang yaitu waspada. Waspada kunci besar bagi pelajar untuk mencontek.
Mencontek merupakan ritual yang baik atau tidak baik? Jawabannya tentunya baik
bagi sekalangan pelajar yang hola-holo tak tau sepenting apa ilmu itu. Ilmu
sepenting mata kita, mata adalah alat indera melihat namun kalau kita tak punya
mata kita tak bisa melihat kedepan, kebelakang, dan kemana saja yang sesuai
kita inginkan. Tapi jika kita mempunyai mata kita akan bisa melihat barang yang
kecil besar pandangan didepanm, samping kanan kiri, atas, bawah, dan belakang.
Artinya ilmu itu bisa digunakan sebagai alat untuk melihat bahkan juga untuk
mengetahui arah kemana saja asalkan kita mempunyai ilmu banyak, kita akan bisa
melihat masa depan kita, masa lalu kita, pengalaman kita. Samping kanan kiri
jika kita menyeberang jalan. Kenapa aku bilang menyeberang jalan, karena
menyeberang jalan juga menggunakan ilmu.
Ketika teman sedang dapat masalah
seperti Ismi yang harus menghadapi tilang oleh Bu Leli yang harus mengurus ke
kantor. Kami menyuport Ismi supaya semangat dan bertanggung jawab. Ismipun
akhirnya bisa tersenyum bahagia setelah kami mensuport, dengan langkah kaki dia
menuju pintu masalah dia menyelesaikan dengan tanggungjawab dan diapun
meneyelesaikan masalah tersebut dengan tenang. Karena kami pelajar hola – holo
yang menghadapi masalah dengan santai. Hingga pada akhirnya ujian selesai,
dilanjutkan kegiatan – kegiatan dari anak – anak OSIS.
Aku, Isman, Sauki juga tergabung
dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis). Osis terdengar dari siswa lain
adalah anak yang sok – sokan jadi pemimpin, sebutan dari siswa – siswa lain.
Tapui bagi kami bertiga Walangm Om Gig, dan Ugruk biasa saja. Pada kegiatan
classmeatting namanya yang kegiatan tersebut meliputi lomba – lomba yang
menurutku tidak bermutu. Kenapa ku bilang tidak bermutu karena ya aku ngak bisa
mengikuti semua kegiatan itu, hahaha. Namun aku juga berpartisipasi menjadi
panitia. Panitia yang santai yang cuma bekerja minta sneck, memberikan usulan
dan minum. Itu kenapa sebab aku ikut Osis. Kembali lagi ke cerita kegiatan
tersebut. Kelasku main dalam lomba voli cewek melawan X AK 1. X AK 1 kebanyakan
berpenghuni cewek – cewek sedangkan kebalikannya kelasku ceweknya hanya
seberapa butir saja. Namun tak masalah bagi kami cewek dikit supporter dikit
karena anak – anak kelas ku pada pulang, sebab mengangap kegiatan tersebut
kegiatan yang kagak penting, Cuma bisa membuang – buang waktu tidur di pondok,
ujar para siswa yang tinggal di pondok. Telah jelas akar masalah bagi kelas ku
dalam perlombaan tersebut hingga kelas ku kalah. Ya itu sebabnya karena anak –
anaknya yang hola – holo akan kegiatan yang ngak penting. Mungkin menurut
mereka kegiatan yang penting yaitu kegiatan lomba tidur. Karena di kelas juga
sering pada tidur. Anak pondok mempunyai prinsip kaliya, pirinsip “Tidur Adalah
Ibadah” terbukti tiap hari pasti ada anak pondok yang tidur di kelas. Tak apa –
apa karena anak pondok juga memberikan inspirasi bagiku.
Ujian selesai, kegiatan classmeatting selesai,
mulailah guru – guru pada sibuk mempersiapkan pembagian nilai rapor. Hari itu
pembagian rapor dimulai, aku dan grombolanku menggambil rapor yang hasilnya? Ya
lumayan memuaskan. Berempat kami dapat nilai yang selisih nilanya sebelas dua
belas lah ya. Tapi bagi kami bertiga nilai itu tidak penting banget yang
penting prinsip pelajar mlebu bareng metu
ya bareng. Hari yang dinanti – nantikan setelah rapor dibagi yaitu libur.
Libur suatu kata yang seperti waow baget bagi kaum pelajar, karena libur itu
bebas dengan yang namanya tulisan – tulisan yang membuat otak pusing, bebas
juga dari teguran, hukuman dari guru. Setelah mendapatkan rapor aku dan teman –
teman mau pulang dan rencananya mau kumpul di rumahnya Om Gig. Tetapi di halau
oleh suara yang merdu dari anak kakak kelas yang mengurusi diklat PMR. Karena
Om Gig suka kegiatan itu dan Ugruk juga suka akupun ikut mereka berdua. Kenapa
aku ikut, ya sesuai dengan namanya walang yang suka loncat – loncat mengikuti
temannya. Kumpul membahas diklat PMR aku duduk dibelakang cewek X Akuntansi 1
dia sedang berdua sama temannya yang menurutku mereka berdua saat itu mirip.
Terdiam aku hanya bisa memandang dia, dan berharap di kegiatan ini aku bisa
kenal dia. Lagi enak – enaknya memandang, kakak kelas datang langsung membuka
kumpulan atau bahasa rebelnya
musyawarah tersebut. Bulan November pada saat itu tanggalnya aku lupa diadakan
kegiatan diklat yang dilaksanakan di tea
plantation Tambi.
Selesai musyawarah
pembahasan diklat tersebut kami bertiga langsung berkumpul di rumah Om Gig.
Disitu kami ngobrol – ngobrol seolah – olah kayak sedang membahas Negara tapi
apa kenyataannya yang dibahas. Apa lagi kalu bukan CINTA. Ya kayak cewek
bahasnya begituan, sebab Ugruk sedang terobsesi cintanya dengan Novi anak SMA 1
Mjotengah saat itu. Curhat – curhat dan curhat sampai matahari tenggelam. Kami
pun pulang menuju alam kami masing – masing.